Wednesday, December 5, 2012

Lirik Lagu Dear My Family (Ost. I AM)

Hai blogger, waah lama juga yaa gak posting.
Hmm berhubung sekarang lagi demam-demamnya korea nih *aku juga hehe, aku mau posting lirik lagu Dear My Family _ Ost. I AM. yang menurut aku nih lagu dalem banget kalau dihayati dan diresapi *ciehh , arti / makna nya gitu.
Ulasan singkat: lagu ini soundtrack nya film I AM. Sedikit info, film I AM merupakan sebuah film dokumentasi tentang perjalanan artis SM Entertainment (Kangta, BoA, Super Junior, SNSD, SHINee, f(x), TVXQ) sebelum dan sesudah debut. Keren banget deh perjuangannya. Kalau mau download film nya, search aja di google, ada blogger lain yang udah upload itu film.
Okeelah, ini lirik lagu Ost. nya, check this out :D

Dear My Family (Ost. I AM)
[Changmin] naega seol goseul chajeul suga eobseul ttae
saat aku tidak dapat menemukan tempat untuk berdiri
Bogpung sogeseo gireul ireo beoryeoseul ttae
saat aku tersesat di tengah badai
[Luna] eonjena pyeonaji anneun saramgwa yonggireul chusheodeon
selalu ada yang memberiku cinta yang tak berubah dan keberanian
geudeurege gamsareul ponaeyeo
dan kukirimkan terima kasihku kepadanya

[Baekhyun] ttaereon honjarago neuggyeoseul ttaega isseojwo
ada saatnya kala aku merasa sendirian
[D.O] Mani ureodeon chinnarae nae moseube
melihatku menangis tersedu-sedu di masa lalu
[Yesung] eolmana maeumi appaseulgayo himdeudeo seulgayeo
seberapa memilukan kah aku? Seberapa menyulitkankah aku?
Ijeseoya nan al geotman gatayo
sekarang kurasa aku bisa mengerti

[Taeyeon] nae insaengi kkeutnal ttaeggaji
sampai akhir hidupku
Isesangi kkeutnal ttaeggaji
sampai akhir duniaku
Urin yeongwonhi hamkke iseul geoyeyeo
kita akan bersama selamanya

Reff:
[All] jageun maeum moageun him doedeut
seperti hati kecil yang berkumpul menjadi satu
Urin hanaran geoseul mitgo iseoyeo
aku percaya kita memiliki harapan
Urihamkke, haengbog mandeuroyeo
Bersama-sama kita membuat kebahagiaan
Memareun sesang soge bichi tweneun nalggaji
sampai dunia ini tidak bersinar lagi
[Taeyeon] saranghaeyo
aku mencintaimu

[Chen] nawa gateun kkumeul kkugo itnayo
apakah mimpimu sama denganku?
[Lu Han] Jeongmal nawa gateun goseul barabogo itnayo
apakah kau melihat tempat yang sama sepertiku?
[Jonghyun] geugeotmani sesangye modeun apeumeul jiryohal su iseoyeo
hanya itulah yang dapat mengobati rasa sakit di dunia ini
Seoreo aggyeo chul suman idamyeon
selama kita bisa menghargai satu sama lain

[Yunho] nae insaengi kkeutnal ttaeggaji
sampai akhir hidupku
isesangi kkeutnal ttaeggaji
sampai akhir duniaku
Urin yeongwonhi hamkke iseul geoyeyeo
kita akan bersama selamanya

Reff:
[All] jageun maeum, moageun, him twedeut
seperti hati kecil yang berkumpul jadi satu
Urin hanaran geoseul mitgo iseoyeo
aku percaya kita memiliki harapan
Urihamkke, haengbok mandeuroyeo
bersama-sama kita membuat kebahagiaan
Memareun sesang soge bichi tweneun nalggaji
sampai dunia ini tak bersinar lagi
[Changmin] saranghaeyo
aku mencintaimu

[Kangta] uri apeseo cheolmang haebeorin saramdeuri idamyeon
saat orang-orang disekitar kita kehilangan harapannya
Dashi ireonal geun himi dwae chweoyahae
kita harus bisa membangkitkan mereka kembali
[BoA] nawa gateun kajoge, songiri piryohal ttaenigga
karena di saat itulah mereka butuh uluran tangan keluarga sepertiku

Reff:
[All] jageun maeum, moageun, him twedeut
seperti hati kecil yang berkumpul jadi satu
Urin hanaran geoseul mitgo iseoyeo
aku percaya kita memiliki harapan
Urihamkke, haengbok mandeuroyeo
bersama-sama kita membuat kebahagiaan
Memareun sesang soge bichi tweneun nalggaji
sampai dunia ini tak bersinar lagi
[BoA] saranghaeyo
aku mencintaimu

/^_^\
Ini nih aku kasih link buat download MV nya :) Dear My Family _ Ost. I AM

Translete: English 
When I can't find a place to stand
When I’m lost in a storm
The people that  have given me unchanging love and courage
I send my gratitude to them

Sometimes there were times when I felt that I was alone
Looking at me crying so much in those past days
How heartbreaking must it’ve been for you? How hard must it’ve been for you?
Only now do I think I can understand

Till the end of my life..
Till the end of this world
We will be together forever

Like little heart gather to become a great strength
I’m believing we’re one
Together we create happiness
Till the day when we become the light in the parched world
I love you

Are you dreaming the same dream as mine?
Are you really looking at the same place I am?
That thing only can heal every pain in this world
As long as we can cherish each other

Till the end of my life
Till the end of this world
We will be together forever

Like little heart gather to become a great strength
I’m believing we’re one
Together we create happiness
Till the day when we become the light in the parched world
I love you

When we see people who’ve lost hope
We should become the great strength for them to stand up again
Because they might need the hand of a family like me

Like little heart gather to become a great strength
I’m believing we’re one
Together we create happiness
Till the day when we become the light in the parched world
I love you

Wednesday, October 17, 2012

It’s Me - Sunny (SNSD) & Luna f(x)


haii guys, 
tau film To The Beautiful You kan ? Film drama korea yang diperankan oleh Minho (SHINee) & Sulli (f(x)) ?
Nih ada salah satu lagu ost. To The Beautiful You. 
Lagu favoritku nih, yuuk maree dengerin yee :D


Lirik lagunya :

saranghae saranghae saranghae
I love you, I love you, I love you
cheon beoneul marhaedo mojara
Even if I say it a thousand times, it’s not enough
geuriwo geuriwo geuriun sungan mada deo geuriwo
I miss you, I miss you – each moment that I miss you, I miss you more

bureugo bureugo bureumyeon
I call you and call you and call you
jakkuman tteo oreuneun eolgul
and your face keeps floating up
barago barago baramyeon eonjengan niga nae mam ara julkka
If I hope and hope and hope, will you know how I feel someday? 

(*)
ojig neo bakke moreuneun geureon naya
It’s me who only knows you
neomaneul saranghae jul saram baro naya
the person who will only love you is me
neol mannan sesangi naegen gijeog gateun irira geureon geoya
It’s because meeting you was like a miracle to me
ojig neomaneul wonhaneun geureon naya
It’s me who only wants you 
neomaneul jikyeo jul saramdo baro naya
the person who will only protect you is me
ni gyeote neoman baraboneun geuge naya miryeonhan naya
It’s me who is only looking at you by your side, a fool

ni eolgul geurida jamdeulmyeon
I draw out your face
kkumsoge seorado mannalkka
will I see you in my dreams when I’m a sleep?
wonhago wonhago wonhamyeon eonjengan niga nae mam ara julkka
If I want you and want you and want you, will you know how I feel someday?

(*)

nae maeumi marha janha
My heart is speaking,
neo ppunirago marhajanha
it’s saying that it’s only you
neoreul neoman sarang haneun ireon naya ige naya
I love you, I love you alone, that’s me

ojig negeman deullyeo jul sarangyaegi
This love story is only for you to hear
han saram maneul saranghaetdan geureon yaegi
A story about how I loved only one person
honjaman ganjighae amudo
Keep it for yourself
moreuneun sarangi baro naya
this lovethat no one knows about, it’s me

ojig neol wihae bureuneun sarang norae
I’m singing this love song only for you
ojig naegeman deullineun geureon norae
A song that can be heard only by you
neul gyeote negeman deullyeo jul
It’s me who will always sing you this
sarang norae bureuneun naya
love song for only you

---


Nih guys, download lagunya disini >> Sunny (SNSD) & Luna (f(x)) - It's Me



Friday, September 14, 2012

Perahu Kertas 2012

Haiii blogger,
ada film baru keren nih *Perahu Kertas*



Nih sinopsis nya,
"Perahu Kertas mengisahkan pasang surut hubungan dua anak manusia, yaitu Kugy (Maudy Ayunda) dan Keenan (Adipati Dolken).
Kisah bermula ketika mereka berdua kuliah di Bandung.
Kugy, yang bercita-cita ingin menjadi penulis dongeng, kuliah di Fakultas Sastra.
Ia punya kebiasaaan unik, yaitu suka membuat perahu kertas yang kemudian dilarungkannya di sungai.
Keenan, pelukis muda berbakat, dipaksa untuk kuliah di Fakultas Ekonomi oleh ayahnya.
Bersama dengan sahabat Kugy sejak kecil, Noni (Sylvia Fully R), serta pacar Noni, yakni Eko (Fauzan Smith), yang juga adalah sepupu Keenan, mereka berempat menjadi geng kompak.
Dari yang semula saling mengagumi, Kugy dan Keenan diam-diam saling jatuh cinta.
Tapi berbagai hal menghalangi mereka.
Tak hanya itu, persahabatan Kugy dan Noni pecah ketika Kugy, demi menjaga hatinya, tak datang pada pesta ulang tahun Noni yang diadakan di rumah Wanda.
Keenan akhirnya pergi ke rumah Pak Wayan (Tyo Pakusadewo), seorang pelukis teman lama Lena, sekaligus mentor Keenan melukis.
Dalam suasana hati yang gundah, kreatifitas melukis Keenan buntu.
Luhde (Elyzia Mulachela), keponakan Pak Wayan, berhasil mengembalikan semangat Keenan.
Seorang kolektor langganan galeri Wayan bernama Remi (Reza Rahadian) menjadi pembeli pertama.
Ingin cepat meninggalkan Bandung dan lingkungan lamanya, Kugy berjuang untuk lulus cepat.
Begitu lulus sidang, kakak Kugy yang bernama Karel (Ben Kasyafani) membantu agar Kugy magang di biro iklan bernama AdVocaDo milik temannya, yaitu Remi.
Prestasi kerja Kugy cemerlang, dan menarik perhatian Remi"

mau tau kelanjutannya ?
Nonton di Cinema21 yaa :D tapi kalo nonton ntar penasaran loh kelanjutannya. Masih 'akhir bagian satu' . Gak tau deh kapan lanjutan 'bagian dua'nya :O
Nih ada novel nya, download & baca selengkapnya :)
Download Novel Perahu Kertas
 ~^o^~ ~^o^~ ~^o^~

Monday, August 27, 2012

Saturday, August 4, 2012

Sabtu 'hari cinta' - Mario Teguh

Hmm … Sabtu, hari cinta. Semoga hari ini kehidupan cinta Anda dibahagiakan.

Aamiin

Bagi banyak orang, cinta adalah urusan cengeng dan hanya bagi hati yang lemah, tapi tanpa cinta tak ada orang yang bisa kuat.

Semoga Anda yang belum dicintai dengan penuh penghormatan, hari ini Tuhan menyentuh hati kekasih Anda dan menjadikannya sadar mengenai nilai Anda bagi kehidupannya.

Semoga Anda yang belum menemukan cinta, hari ini Tuhan membantu pengembangan daya tarik pribadi Anda, sehingga Anda tidak perlu lagi resah mencari cinta - karena cinta akan lebih mudah menemukan Anda.

Semoga Anda yang selama ini seperti mendorong orang yang mencintai Anda untuk menjauh dan pergi dari Anda, Tuhan membantu Anda mengenali sifat-sifat dan cara-cara membawa diri yang menjadikan orang yang mencintai Anda – justru lebih mudah Anda lukai.

Semoga dengan terhapusnya sifat dan perilaku yang mematikan daya tarik itu, Anda tampil sebagai pilihan yang menarik bagi belahan jiwa pilihan Anda.

Semoga Anda yang selama ini kecil hati dalam persaingan memenangkan cinta dari jiwa yang Anda cintai, hari ini Tuhan mengedepankan satu atau dua kualitas utama dalam diri Anda – yang menjadikan Anda lebih menarik daripada mereka yang mungkin lebih ‘bermodal’ daripada Anda.

Semoga hari ini, Tuhan menyiapkan kehidupan yang harum dengan cinta yang jujur dan setia, yang ranum dengan rezeki yang penuh berkah, dan dengan kejelasan perjalanan naik menuju masa depan yang lapang dan cemerlang.

Aamiin

cc: Mario Teguh – Loving you all as always

Wednesday, August 1, 2012

Techniques to increase motivation :)

Techniques to increase motivation
  • Develop a reasonable goal and a reasonable plan.
  • Create a list of reasons why it’s important to you to reach your goal, and read this list (even when you don’t feel like it) every morning and whenever when you’re tempted to deviate from your plan.
  • Give yourself credit whenever you engage in behaviors designed to help you reach your goal or avoid behaviors that would steer you away from your goal.
  • Set up a plan to be accountable (to yourself or to another person or group).
  • Respond to sabotaging thinking.
  • Identify obstacles and problem solve in advance.
  • Prepare for feelings of discouragement, disappointment and deprivation.
  • Decide on how you will reward yourself when you reach sub-goals.
  • Focus on the experiences you deem “worth it.”
  • Get back to basics when you get off track.
cc: http://inspirinquotes.tumblr.com/post/28389441217/techniques-to-increase-motivation

Tuesday, July 10, 2012

Belajar JAVA :))

Haloo semuanya :O
Apa kabar nih? lama juga gak posting di blog ini.
Oke singkat cerita aja, sekarang ini aku sedang menggeluti dunia coding. Jadi programmer nih ceritanya. Gak tau deh bisa bertahan apa kagak. Mudah-mudahan lambat laun aku mencintai yang namanya 'ngoding' XD

Dan hari ini aku mencoba buat script java untuk mengetahui zodiak anda masing-masing. Silahkan di coba :)
Kalau ada yang kurang tepat mohon bantuan untuk memperbaiki nya ^_^
#harap maklum masih beginner :))

Pertama buat dulu Java Project di Eclipse / NetBeans / apalah program yang buat coding java.
Misal: Java Project nya 'belajar'
Trus bikin Package, misal: 'belajar.java'
Abis itu bikin Class, namain aja 'SwitchCaseZodiak'
Trus tulis dah script nya.

ini nih script nya :
public class SwitchCaseZodiak {
public static void main(String[] args) {
int tanggal=11;
int bulan=8;
System.out.println("Tanggal " +tanggal+" Bulan "+bulan+ " Zodiak Lu : ");
switch (bulan) {
case 1:
if (tanggal<=19 && tanggal<=31) {
System.out.println("Capricorn");
} else if (tanggal>=20 && tanggal<=31){
System.out.println("Aquarius");
} else {
System.out.println("Lu kagak punya Zodiak!");
}
break;
case 2:
if (tanggal<=18 && tanggal<=29) {
System.out.println("Aquarius");
} else if(tanggal>=19 && tanggal<=29) {
System.out.println("Pisces");
} else {
System.out.println("Lu kagak punya Zodiak!");
}
break;
case 3:
if (tanggal<=20 && tanggal<=31) {
System.out.println("Pisces");
} else if (tanggal>=21 && tanggal<=31) {
System.out.println("Aries");
} else {
System.out.println("Lu kagak punya Zodiak!");
}
break;
case 4:
if (tanggal<=20 && tanggal<=30) {
System.out.println("Aries");
} else if (tanggal>=21 && tanggal<=30) {
System.out.println("Taurus");
} else {
System.out.println("Lu kagak punya Zodiak!");
}
break;
case 5:
if (tanggal<=20 && tanggal<=31) {
System.out.println("Taurus");
} else if (tanggal>=21 && tanggal<=31) {
System.out.println("Gemini");
} else {
System.out.println("Lu kagak punya Zodiak!");
}
break;
case 6:
if (tanggal<=20 && tanggal<=30) {
System.out.println("Gemini");
} else if(tanggal>=21 && tanggal<=30) {
System.out.println("Cancer");
} else {
System.out.println("Lu kagak punya Zodiak!");
}
break;
case 7:
if (tanggal<=20 && tanggal<=31) {
System.out.println("Cancer");
} else if(tanggal>=21 && tanggal<=31) {
System.out.println("Leo");
} else {
System.out.println("Lu kagak punya Zodiak!");
}
break;
case 8:
if (tanggal<=21 && tanggal<=31) {
System.out.println("Leo");
} else if(tanggal>=22 && tanggal<=31) {
System.out.println("Virgo");
} else {
System.out.println("Lu kagak punya Zodiak!");
}
break;
case 9:
if (tanggal<=22 && tanggal<=30) {
System.out.println("Virgo");
} else if(tanggal>=23 && tanggal<=30) {
System.out.println("Libra");
} else {
System.out.println("Lu kagak punya Zodiak!");
}
break;
case 10:
if (tanggal<=22 && tanggal<=31) {
System.out.println("Libra");
} else if(tanggal>=23 && tanggal<=31) {
System.out.println("Scorpio");
} else {
System.out.println("Lu kagak punya Zodiak!");
}
break;
case 11:
if (tanggal<=22 && tanggal<=30) {
System.out.println("Scorpio");
} else if(tanggal>=23 && tanggal<=30) {
System.out.println("Sagitarius");
} else {
System.out.println("Lu kagak punya Zodiak!");
}
break;
case 12:
if (tanggal<=20 && tanggal<=31) {
System.out.println("Sagitarius");
} else if (tanggal>=21 && tanggal<=31) {
System.out.println("Capricorn");
} else {
System.out.println("Lu kagak punya Zodiak!");
}
break;
default:
System.out.println("Lu kagak punya Zodiak!");
break;
}
}
}

Hasilnya :
Tanggal 11 Bulan 8 Zodiak Lu : 
Leo

SELAMAT MENCOBA ^_^

Monday, May 21, 2012

I just wanna say 'I ♥ THIS DAY'

[25042012] hari ini aku seneng banget, bisa seru-seruan sama sahabat-sahabat ku yang ini "dini, erlina, rida, ema" ♥

Hari ini kita janjian hang out bareng tapi belum tau mau kemana. Jadi pagi-pagi *lupa jam berapanya, aku di sms rida, ngajak keluar ber-5. Aku tanya kemana jam berapa. Yaa sekitar jam 10an tapi belum tau kemananya. 
Hari ini aku di rumah, jadi berangkat dari rumah terus ke kos an nya anak-anak.
Sebelumnya sekitar jam 8an aku nganterin ibu ke PUSKESMAS (Pusat Kesehatan Masyarakat) mau cabut gigi. Karna yang terdekat dari rumah yaa puskesmas. Kalo ke RS jauh dan kelamaan jadi ke puskesmas aja. Tapi tak tinggal pulang dulu karna aku mau mandi dulu. Jadi biar ada untungnya ketimbang harus nungguin antrian nya yang lama akhirnya aku pulang.
Aku mandi abis itu siap-siap jemput ibu sekaligus berangkat ke sawojajar. Ternyata ibu belum dipanggil-panggil, akhirnya karna jam udah menunjukkan pukul 10.00WIB aku mutusin buat pergi dulu karna ibu juga nyuruh aku berangkat aja. Yaudah aku berangkat.

Eh nyampe kos an nya anak-anak ternyata masih mau otw ke sekolah. Yaudah aku ke kos an dulu sambil nungguin anak-anak pulang sekolah. Ngantuk men di kos an gak ngapa-ngapain. Udah tak coba buat tidur tapi gak bisa. Yaudah berhubung udah dhuhur juga aku sholat dulu abis itu anak-anak jemput ke kos an ku dan kita ber-5 berangkat. Aku bawa motor sendirian, ema dibonceng dini, rida dibonceng erlina. dan akhirnya kita mutusin buat hang out ke MOG (Malang Olimpic Garden) salah satu mall di kota Malang *kota kelahiranku tercinta :*
Sampai di MOG kita bingung mau ngapain dulu, akhirnya kita ke lantai 4 foto-foto dulu
Abis foto kita main tuh di AMAZONE *sama kayak TIMEZONE, beda nama. Abis beli koin nya pertama kita karaoke an, lagu yang akhirnya kita pilih SAKURA - Rossa. Lucunya pada gak hafal liriknya. Cuman hafal reff sama sebagian liriknya aja. Abis seru-seruan karaoke an kita main basket bareng. Alhasil aku dapet 6 tiket, erlina ema dini dapet 5 tiket, dan rida cuma dapet 2 *ngakak :))
foto pas sebelum karaoke-an :D

Abis itu kita main yang kayak dance ituloh apa namanya? DDR (Dance Dance Revolution)? ya itulah. .
Berhubung pilihan double nya gak bisa akhirnya milih single. Pertama yang coba erlina, abis itu ema, aku trus dini dan trakhir rida. nih lucu juga, yang lain dapet nilai se-enggak-enggaknya D sama E, nih si rida 'failed' iyuhh mamen sumpah ngakak =))
abis itu lanjut main hockey *lupa namanya? bener gak sih, yang main dipapan ituloh berdua pokoknya, yaitulah. Yang pertama nyoba ema sama erlina. Si erlina abis itu aku sama dini yang nyoba. Sumpah mainnya berantakan. Gak kayak si ema sama erlina mainnya. Super ngakak deh :D

Abis puas-puas kita main di AMAZONE, kita mutusin buat cari minum karna suara udah mulai abis gara-gara kebanyakan ngakak dan tenggorokan udah mulai kering.
Kita ke KFC beli mocca float sambil omong-omong mau beli makan di mana.
 foto pas di KFC, MOG

Akhirnya kita mutusin ke WSS .
Berhubung tadi udah minum dulu dan skarang makanannya udah dateng, hampir gak abis di makan tuh gara-gara kekenyangan. Tapi karna mubadzir yaudah pelan-pelan dan akhirnya abis juga. Abis dari WSS kita pulang. 
 nih makanan yang kita pesen: sirloin double sama tenderloin double + teh anget :D

Nah kebetulan si Ema mau pulang ke turen. Yaudah aku anterin aja karna aku dari dulu udah pengen banget nganterin dia.
Sesudah si Ema siap-siap berangkatlah kita. Agak macet pas udah nyampe pindad soalnya PT. Pindad lagi ultah. Seperti tahun-tahun sebelumnya yaa rame banget deh pokoknya. Yang 2tahun kemarin aku sempet lihat kembang apinya, tapi tahun kemarin tuh ada halangan jadi gak bisa. Dan tahun ini sepertinya aku juga gak bisa lihat karna udah ada acara di Universitas MaChung, seminar gitu tapi nginep Sabtu-Minggu, jadinya gak bisa.
Dan jalanan menuju rumah si Ema tuh gilak sumpah. jauh + bebatuan. Tapi seru asyik dah pokoknya. apalagi sama nih anak yang satu ini.
Gak berasa capek blas. Yaa tapi di jalan tuh aku udah kebelet buang air kecil jadinya nahan sampe rumah nya Ema. Ternyata rumahnya Terry deket sama rumah nya Ema *dikasih tau Ema.
Sampai di rumah nya aku ijin ke kamar mandi, buang air kecil sekaligus wudhu karna pas maghrib juga. Sholat dulu abis itu aku balik ke rumah. sambil nungguin Ema selesai sholat juga, bapaknya sama adiknya Ema dateng. Abis nonton arema katanya.

Abis itu aku pamit tapi berhubung sepertinya jalanan yang tadi kita berangkat itu macet banget jadinya aku balik gak lewat jalan yang awal. Ini lewat gondanglegi. Tapi karna aku gak tau jalannya aku dianterin Ema ke gondanglegi. Lucu juga abis aku nganterin malah aku gantian dianterin :D
Gilak tuh anak jalan udah batunya runcing-runcing *alay , malah ngebut aja. Berhubung aku gak tau track nya kayak gitu aku ketinggalan jauh sama tuh anak. Eeh pas udah di belakangnya diketawain. katanya mimik muka ku konyol, apalagi pas ketinggalan jauh tadi, kelihatan panik padahal enggak biasa aja :p
Oy lupa, berhubung malem dan hawa nya dingin banget, akhirnya aku pinjem dah tuh jaketnya si Ema. Udah nyampe gondanglegi kita pisah dah. Aku balek ke rumah dia balek ke rumahnya.
Pura-pura gak tau jalannya padahal aku tau jalan di gondanglegi :D

Pas udah deket dari rumah aku di sms udah nyampe belum, aku pura-pura belum nyampe dan gak tau ini dimana *pura-pura gak tau jalan.
Padahal aku udah hampir nyampe di rumah.
Kayaknya panik tuh anak, yaa gak tega juga dibohongin trus yaudah aku ngomong udah nyampe rumah. Katanya "ngebut pasti?" . 
Iyalah bukan aku namanya kalo gak ngebut. Gimana gak ngebut coba. aku sendirian malem-malem motor an dan lagi aku cewek. Buzz deh dengan kekuatan bintang dan dengan kecepatan super sonic #halah, ngebut dan akhirnya nyampe di rumah deh.

yaa pokoknya hari ini tuh bener-bener special banget buat aku.
thanks guys. I love you more and more. you're the bestfriend for me :*

dan yang pasti apa yang aku alami hari ini, aku super duper amat sangat seneng banget dan gak bakal aku lupain kebersamaan ku selama ini sama ke-4 sahabat ku yang ini.
kebersamaan kita ber-5 akan selalu abadi dan akan selalu melekat dalam hati hingga akhir waktu nanti <3 amin :*

Thursday, March 29, 2012

Yuk, Sehat dengan Tertawa

Setiap orang pasti akan tertawa beberapa kali setiap hari. Mendengarkan lelucon, menonton film komedi atau membaca cerita lucu dengan mudah membuat kita tertawa.
Tertawa ternyata tak hanya mengungkapkan perasaan bahagia, namun juga membuat tubuh menjadi lebih sehat. Berikut ini beberapa manfaat dari tertawa yang bisa Anda rasakan bagi kesehatan.



1. Tertawa membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan jumlah antibodi yang memproduksi sel T. Sel-sel ini membantu tubuh melawan virus dan tumor.
2. Tertawa membantu penderita hipertensi karena dapat menurunkan tekanan darah. Tertawa juga mengurangi kadar hormon kartisol yang menghalangi proses penyembuhan penyakit dan juga membantu menstabilkan tingkat gula darah.
3. Tertawa merangsang perubahan zat kimia dalam otak yang membantu menahan tubuh terhadap efek kumulatif dari stres.
4. Tertawa membantu membakar kalori. Menurut penelitian, tertawa 10-15 menit setiap hari dapat membakar kalori hingga 40 kalori. Tertawa juga meningkatkan denyut jantung dan mempercepat metabolisme yang memengaruhi berat badan.
5. Tertawa merangsang otak untuk memproduksi hormon endorfin, yang membantu menaikkan suasana hati seseorang dan membuat perasaan bahagia.
6. Tertawa membantu mengurangi peradangan di seluruh tubuh, sehingga baik bagi kesehatan jantung, otak dan peredaran darah.
7. Tertawa menjadi 'pijat' bagi organ internal karena efeknya mirip dengan melakukan olahraga.
8. Tertawa juga memberikan latihan ringan untuk jantung, paru-paru, diagfragma dan bahkan otot-otot perut.
9. Tertawa membantu melepaskan ketegangan di otot-otot wajah, leher, bahu dan perut, dimana semua bagian tubuh ini sering mengalami ketegangan akibat rutinitas sehari-hari.
10. Tertawa itu menular. Orang yang tertawa atau melucu dengan membuat lelucon akan mengundang tawa sehingga meningkatkan semangat dan menciptakan energi positif bagi orang-orang sekitarnya.

http://id.she.yahoo.com/yuk-sehat-dengan-tertawa-063000089.html 

Monday, March 26, 2012

Hebatnya Seorang Wanita

Ini memang panjang, tapi baca sampai akhir dan akan temukan hikmahnya :)


Hari itu,,,aku dengan nya berkomitmen untuk menjaga cinta kita.. Aku menjadi perempuan yg paling bahagia......Pernikahan kami sederhana tapi sangat meriah...... Ia menjadi pria yang sangat romantisan pada waktu itu. Menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula. Ketika kami pacaran dia sudah sukses dalam karir nya. Kami berbulan madu di tanah suci,,itu janjinya ketika kami berpacaran. Setelah menikah aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci.... Aku sangat bahagia dengan nya,,dia sangat memanjakan aku.... Sangat terlihat rasa cinta dan sayangnya padaku...Banyak orang yang bilang,kami pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Aku bahagia menikah dengannya.

5 Tahun sudah kami menikah, sangat tak terasa waktu berjalan, walaupun kami hanya berdua saja. Karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil di tengah keharmonisan rumah tangga kami. Karena dia anak lelaki satu - satunya dalam keluarganya,,jadi aku harus berusaha untuk dapat meneruskan generasi nya...
Alhamdulillah suamiku mendukung ku.... Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan NYA. Tapi keluarga nya mulai resah,, Dari awal kami menikah ibu & adiknya tidak menyukaiku,, aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka,,tapi aku menutupi dari suami ku......didepan suami ku,,mereka sangat baik pada ku,,tapi dibelakang suamiku,,aku dihina - hina oleh mereka....

Pernah suatu ketika, 1 tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan,, , mobilnya hancur Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda. Ia dirawat di rumah sakit,,pada saat dia belum sadarkan diri,,aku selalu menemaninya siang & malam, kubacakan ayat - ayat suci Al - Qur'an, aku sibuk bolak - balik rumah sakit dan tempat aku melakukan aktivitas sosialku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan. Ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami,,aku melihat didalam kamarnya ada ibu, adik - adiknya dan teman - teman suamiku, dan satu lagi aku melilhat seorang wanita yg sangat akrab dengan ibunya.

Mereka tertawa menghibur suamiku. Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar,,tapi aku tak boleh sedih didepannya. Kubuka pintu yg tertutup rapat itu, sambil mengatakan Assalammu'alaikum" mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku,,, suamiku menatapku penuh manja,,mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.Tangannya melambai,,mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya yang erat. Setelah aku menghampirinya, ku cium tangannya sambil berkata "Assalammu'alaikum" , ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih tapi penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya. Ibu nya lalu berbicara sama aku ..."Fis, kenalakan ini Desi teman Fikri" Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi, dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Dan akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan,,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan. Aku sibuk membersihkan & mengobati luka - luka di kepala suamiku,,,baru sebentar aku membersihkan mukanya,,tiba - tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar,ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Aku pun menemaninya. Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata " lebih baik kau pulang saja "Ada kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja ". 
Aku pun tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat, karena sikologisnya masih labil,, Aku berdebat dengannya mengapa aku tidak boleh pamitan pada suamiku, tapi tiba - tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia mengatakan hal yg sama, ia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak pamitan pada nya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah suamiku tetap saja membenarkannya, akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata. Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dlm kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.
 
* * * * *

Hari itu, aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain. Pagi itu, pada saat aku membersihakn pekarang rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami, sambil melihat ikan - ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu. Aku bertanya " Ada apa kamu memanggil ku ?" Ia berkata " Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang " Aku menjawab " Ia sayang aku tahu, aku sudah mengemasi barang – barang kamu di travel bag dan kamu sudah pegang tiket bukan ?" 
"Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku kan pulang dengan mama ku " Jawab nya tegas "Mengapa baru bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana ?" tanyaku balik kepada nya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahu rencana kepulanggannya itu, padahal aku bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya. " Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti " jawab nya tegas " Sekarang aku ingin seharian dengan kamu, karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan ?" lanjut nya lagi sambil memeluk ku dan mencium keningku.. 
Hatiku sedih, dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan padanya. Bahagianya aku, dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya. Walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku. Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarga nya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena suamiku sangat sayang padaku, aku memutuskan agar ia saja yg pergi, dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami. Karena ini acara sakral bagi keluarganya. Jadi seluruh keluarganya harus komplit, aku pun tak diperdulikan oleh keluarganya harus datang atau tidak, tidak hadir justru membuat mereka sangat senang, aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini. Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluannya yang akan dibawa ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku lalu aku peluk erat dirinya, hati ini bergumam seakan terjadi sesuatu,,tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya. Aku tidak pernah di tinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama - sama kemana pun ia pergi. Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian tidak punya teman, hanya pembantu saja teman ngobrolku. Hati ini sedih akan di tinggal pergi oleh nya.Sampai keesokan harinya, aku menangis..menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelpon ku.

Berjauhan dengan suamiku, sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadi aku tak terlalu kesepian di tinggal pergi ke Sabang. Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami buruk, saat ia di sana aku pun jatuh sakit...rahimku sakit sekali seperti dililit oleh tali,,,tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini,sampai -sampai aku mengalami pendarahan,, aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki- lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3.... Aku menangis,,apa yang bisa aku banggakan lagi,,mertuaku akan semakin menghinaku,, ,suamiku yang malang ,,yang berharap akan punya keturunan dari rahimku... Aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan aku hanya memeluk adikku. Aku kangen pada suamiku, aku menunggu ia pulang,,kapan ia akan pulang, aku tak tahu..
Sementara suamiku disana,,aku tidak tahu mengapa ia selalu marah – marah jika menelponku,, bagaimana aku akan cerita kondisiku jika ia selalu marah - marah terhadapku,,Lebih baik aku tutupi dulu,,dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang. Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung....
Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto - foto kami, ponselku berbunyi, menandakan ada sms yang masuk. Ku buka di inbox ponselku, ternayta dari suamiku yang sms, ia menulis "aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku kabarin lagi". Hanya itu saja yang diinfokannya, aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba,,aku menantinya di rumah. 
Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan aku akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir - akhir ini. Bel pun berbunyi, kubuka kan pintu untuknya ia pun mengucap salam, sebelum masuk aku pegang tangannya ke depan teras, ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami, setelah itu aku pun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya ...> Masya Allah ia tidak mencium keningku, ia langsung naik keatas, ia langsung mandi dan tidur,tanpa bertanya kabarku.. 
Aku hanya berpikiran, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaannya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta. Biasa nya kami selalu berjama'ah, tapi karena melihatnya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya, aku helus mukanya, aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka'at.

Aku mendengar suara mobinya, aku terbangun lalu aku liat dia dari balkon kamar kami dia bersiap - siap untuk pergi, aku memanggilnya tapi ia tak mendengar, lalu aku langsung ambil jilbabku, aku lari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku, aku mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi,,ada apa dengan suamiku...mengapa ia sangat aneh terhadapku ? Aku tidak bisa diam begitu saja firasatku ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku, kebetulan Dian yang angkat telpon nya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab "Loe pikir aja sendiri !!!" telpon pun langsung terputus. 
Ada apa ini ? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia pulang dari kota kelahirannya.Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan ku. Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami, kami berbicara seperlunya saja, aku selalu di introgasinya, aku dari mana dan mengapa pulang terlambat, ia bertanya denagn nada yg keras, suamiku telah berubah. Bahkan yang membuatku kaget, aku pernah di tuduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat, sebagaimanapun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu yang aku pegang, aku hanya berdo'a agar suamiku sadar akan perilakunya.

2 Tahun berlalu, suamiku tak berubah juga, aku menangis tiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja kenal, kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna, walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiapi segala yang ia perlukan. Penyakitku pun masih aku simpan dengan baik dan ia tak pernah bertanya obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir. Bersyukurlah, aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji jadi aku tak perlu repot - repot meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku. Sungguh suami yang dulu aku puja, aku banggakan sekarang telah menjadi orang asing, setiap aku tanya ia selalu meyuruhku untuk berpikir sendiri. 
Tiba - tiba saja malam itu, setelah makan malam selesai, suamiku memanggilku. "ya ada apa Yah !" sahutku dengan memanggil nama kesayangannya "Ayah" "Lusa kita siap - siap ke Sabang ya !" Jawabnya tegas “ada apa ?" Mengapa ?" sahutku penuh dengan keheranan, Astaghfirullah. ..suami ku yang dulu lembut menjadi kasar, dia mebentakku,, tak ada lagi diskusi di antara kami. Dia Cuma mengatakan " Kau ikut saja jangan banyak tanya !!! " Aku pun lalu mengemasi barang - barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis,sedih karena suamiku yang tak kukenal lagi. 
2 Tahun pacaran, 5 tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buat ku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami sekarang menjadi dingin, sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak tapi aku tak bisa, suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, bicara dengan nada tinggi, suka membanting barang - barang, dia bilang perbuatan itu menunjukkan ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini sendiri.

Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur, karena terus berpikir. Keluarga besar nya telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik - adiknya, aku tidak tahu ada acara apa ini..

Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun keluar bergabung dengan keluarga besarnya. Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua itu telah ada sebelum suamiku lahir. Tiba - tiba Tante Lia, tante yang sangat baik pada ku memanggil ku untuk segera berkumpul diruang tangah, aku pun ke ruang keluarga yang berada di tengah rumah besar itu, rumah zaman peninggalan belanda dimana langit - langit nya lebih dari 4 meter. aku duduk disamping suamiku, suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya pada nya. 
Tiba - tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya membuka pembicaraan. "Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha ! " Nenek nya bicara sangat tegas.. Dengan sorot mata yang tajam. " Ada apa ya Nek ?" sahutku dengan penuh tanya.. Nenek pun menjawab " Kau telah gabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda – tanda kehamilan yang sempurna, sebab selama ini kau selalu keguguran !!' Aku menangis, untuk inikah aku diundang ke mari, untuk dihina atau di pisahkan dengan suamiku. "Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu, sebelum kau menikah dengannya, tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur, dan akhirnya menikahlah ia dengan kau." Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua. Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya. "Dan aku dengar dari ibu mertua mu kau pun sudah berkenalan dengannya" Neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu. Sedangkan suamikku hanya diam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian.. Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari pembicaraannya ialah dengan wajah yang sangat menantang ia berkata " kau mau nya gimana ? mau dimadu atau diceraikan ?
Masya Allah...... kuat kan hati ini, aku ingin jatuh pingsan, hati ini seakan remuk mendengar nya, hancur hati ku, mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku.. Aku selalu menutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau kayu tersebut, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini. "Fish, jawab !! " Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab, Aku langsung memegang tangan suamiku, dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas........." Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami." itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku di bagi, pada saat itu juga suami ku memandangku dengan tetesan air mata, tapi mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka. Aku lalu bertanya kepada suami ku, "Ayah siapakah yang akan menjadi sahabat ku dirumah kita nanti Yah ? " Suamiku menjawab " Dia Desi ! " Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, " Kapan pernikahannya berlangsung ? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek ?" Ayah mertuaku menjawab "Pernikahannya 2 minggu lagi." " Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruh nya mengurus KK kami ke kelurahan besok" setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar. 
Tak tahan lagi, air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar, aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi,,sakit. ..diiringi akutnya penyakitku. Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini ? Aku berjalan menuju ke meja rias, ku buka jilbabku, aku bercermin sudah tidak cantikkah aku ini, ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok, ku lihat wajahku,,ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis, kepalaku sudah botak dibagian tengahnya. Tiba - tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku datang, ia berdiri dibelakangku, ,tak kuhapus air mata ini aku langsung memandangnya dari cermin meja rias itu. Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan "terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku, jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti ! iya kan ?" Suami ku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo, dalam hati ku mengapa ia sangat cuek ? ia sudah tak memanjakan ku lagi.. Lalu dia bilang bilang "sudah malam, kita istirahat yuk " ! "Aku sholat isya dulu baru aku tidur" jawabku tenang. Dalam sholat, dalam tidur aku menangis, ku hitung waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku. Aku tak tahu kalo Desi orang Sabang juga. Sudahlah ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku, dimana rasa sayang dan cintanya itu.

Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku. Di laptop aku menulis di saat - saat terakhir melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang tidur pulas, apa salahku sampai ia berlaku kejam kepada ku. Aku save di my document yang bertitle "Aku mencintaimu Suamiku
Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar, aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, mungkin aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama,, lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku. "Apakah kamu sudah siap ?" Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata : "Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kaki nya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do'a di ubun - ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan pada ku dulu lalu setelah itu....." tak sanggup aku ingin meneruskan pembicaraan ini, aku ingin menangis meledak, Tiba - tiba suamiku menjawab "lalu apa Bunda ?" Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk,aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar - binar... "bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan ?" pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar. Dia mengangguk dan berkata " Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda ?" sambil ia menghelus wajah dan menghapus air mataku, dia agak sedikit membungkuk karena suamiku sangat tinggi, aku hanya sedada nya saja.. Dia tersenyum, sambil berkata " Kita liat saja nanti ya !" dia memelukku dan berkata, "bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama" lalu ia mencium keningku, aku langsung memeluk nya erat dan berkata " Ayah, apakah ini akan segera berakhir ? Ayah kemana saja ? Mengapa ayah berubah ? Aku kangen sama ayah ? Aku kangen belaian kasih sayang ayah ? Aku kangen dengan manjanya ayah ? Aku kesepian ayah ? Dan satu hal lagi yang harus ayah tau bahwa aku tidak pernah berzinah ! Dulu waktu awal kita pacaran,aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari." Bukan berarti aku pernah berzina ayah. Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata " Aku minta maaf ayah telah membuatmu susah
Saat itu juga, diangkatnya badanku,ia hanya menangis. Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba - tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan ku, dan ia bertanya " bunda baik - baik sajakan " tanyanya dengan penuh khawatir. "aku pun menjawab, bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik Yah" aku tak bisa bicara sekarang. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.

Setelah tiba dimasjid, ijab qabul pun dimulai. Aku duduk di seberang suamiku. Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakn "Ayah Jangan" tapi aku ingat akan kondisi ku. Jantung ini berdebar kencang, ketika mendengar ijab qabul tersebut. Begitu ijab qabul selesai, aku menarik napas panjang, Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini, ya,,aku kuat. Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding di pelaminan. Orang - orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku sangat aneh, wajahku yang selalu tersenyum tapi hatiku menangis. Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja, tak mencuci kaki Desi. Aku sangat heran dengan perilaku nya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini ? Sementara itu Desi sambut hangat di dalam keluarga suamiku,tak seperti aku yang di musuhinya. 
Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa !! Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang mereka lakukan didalam. 1/3 malam, pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah, kudekati lalu ku lihat..... Masya Allah, suamiku tak tidur dengan desi ,ia tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus mukanya yang lelah, tiba - tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget. "kamu datang ke sini, aku pun tau " ia langsung berkata seperti itu, aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail, ia mengatakan "maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena egonya aku. Besok kita pulang ke Jakarta , biar Desi pulang dengan mama,papa dan juga adik - adikku" Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. 
Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah, apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi masih bisakah Engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini. Suamiku berbisik, "Bunda kok kurus ?" Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan. Aku pun berkata "Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi ?" " Aku kangen sama kamu Bunda " Aku tak mau menyakitimu lagi, kamu sudah terluka oleh sikapku yang egois" Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu. Lalu suamiku berkata, " Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda... Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalo bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti harta ayah, dan satu lagi ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya klo bunda gk mw berbuat seperti itu, dan seperti itu di beri tanda kutip ( "seperti itu" ), ayah ingin bicara tapi takut bunda tersinggung, dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluar ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda
Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan didirinya, hanya karena omongan keluarganya, yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini. Aku hanya menjawab "Aku sudah ceritakan itu kan Yah, aku tidak pernah berzinah, dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa kamu, banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu." 
Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian di kamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga. Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh denagn rasa benci..

Keesokan harinya..... ...... Ketika aku ingin bangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali..aku pendarahan.. suamiku kaget... Suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku. Aku pun dilarikan ke rumah sakit.... Jauh sekali aku mendengar suara zikir suamiku.... Aku merasakan tanganku basah... Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran. Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan " Bunda,,Ayah minta maaf ,,,,!!" Berapa kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hati ku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku. Aku berkata dengan suara yang lirih " Yah....Bunda ingin pulang,,bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, antarkan bunda kesana ya Yah...." "Ayah jangan berubah lagi ya !!! Janji ya Yah... !!! Bunda sayang sekali sama Ayah " Tiba - tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi, aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku, kulihat wajahnya yang tampan, linangan air matanya. Sebelum mata ini tertutup ku lafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil. Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku, Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka,, Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah. Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafas ku..

Untuk Ibu mertuaku : "Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma, dari dulu aku selalu berdo'a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya bukti nya Ma. Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma ? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi dengan ku, menantumu kau bersikap sebaliknya."

* * * * *

Setelah ku buka laptop, ku baca curhatan istriku
Ayah,,mengapa keluargamu sangat membenciku ? Aku dihina oleh mereka ayah. Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu ? Pernah suatu ketika, aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidak sukaannya.. Sangat terlihat Ayah. Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah ? . Aku tak bisa berbicara ttg ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah. Aku diusir dari rumah sakit. Aku tak boleh merawat suamiku. Aku cemburu paad Desi yang sangat akrab dengan mertuaku. Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku. Aku sangat marah.... Jika aku membicarakn hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan ibunya. Aku tak mau sakit hati lagi. Ya Allah kuatkan aku,,maafkan aku Engkau Maha Adil. Berilah keadilan ini padaku Ya Allah, Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku. Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja - manja lagi padamu. Aku kuat ayah dalam kesakitan ini. Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku. Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah. Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku, Aku harus sadar diri Ayah,,sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku ? Ayah aku masih tak rela, Tapi aku harus ikhlas menerimanya. Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya. Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku . Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir. Sebelum ajal ini menjemputku Ayah...aku kangen ayah .

Dan kini, aku telah membavamu ke orang tuamu Bunda , Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi ke Pulau Kayu ini, Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri. Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur. Bunda akan selalu hidup dihati ayah. Bunda... Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah... Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya. Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, dalam kesendirianmu. ... Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus. Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda.. Bunda,,kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui. Aku menyesal telah asik dalam keegoanku.. Bunda maafkan aku. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat ditidurmu yang panjang. Maafkan aku , tak bisa bersikap adil dan membahagiakan mu, aku selalu mengiyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja. Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana ? Apakah Bunda tetap menanti ayah disana ? Tetap setia di alam sana ? Tunggulah Ayah disana Bunda...... Bisakan ? Seperti Bunda menunggu ayah di sini...... Aku mohon.....

Sunday, March 25, 2012

Kisah Cinta Suami Istri Mengharukan

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.
Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.
Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??

Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,
Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.
Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?
Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus...

 

catatansitomboy